Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

Menunggu

"Tidak ada salahnya menunggu sambil memperbaiki diri, kan? Semisal yang kutunggu tak kunjung datang, setidaknya penantianku tidaklah sia-sia; telah kudapatkan diriku menjadi yang lebih baik."

Merdeka.

Kebebasan itu semu. Memang, selama manusia hidup akan ada selau peraturan yang mengikat. Baik aturan agama, norma dalam masyarakat dan 'aturan' yang timbul dari nurani manusia. Bagiku, kebebasan itu tak ubahnya dongeng dari orang-orang yang tidak mensyukuri hidupnya. Bahkan, sampai matipun manusia tidak akan pernah bebas. Tidak akan bebas untuk mempertanggung jawabkan amalnya di dunia. I want to be Independent Merdeka. Ya, mungkin lebih tepatnya aku ingin merdeka bukan bebas. Merdeka dari kungkungan rasa takut yang membunuhku pelan-pelan, dari kekhawatiran gelapnya masa depan, dan merdeka dari perasaan khawatir kedua orang tuaku. Banyak hal yang kutakuti selama ini, aku takut mati dan takut kehilangan orang-orang yang kucintai, entah karena aku terlalu mencintai dunia atau perasaan ini memang wajar dirasakan oleh makhluk yang bernyawa. Kepalaku ini ibarat lahan yang bisa kutanami pohon-pohon indah yang kuinginkan, terkadang ada pula semak belukar yang tumbuh dengan sem

Untuk Si Patah Hati

Kehilangan bukan tentang perpisahan dan pergantian status. Melainkan, kehilangan adalah saat kamu tidak lagi terlibat dalam kehidupannya. Kamu, aku, dan mereka pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan, kemungkinan rasanya sama, hampa. Refleksi dari kehilangan ini biasa disebut Patah Hati. Begitu kuat pengaruh dari kehilangan hingga dapat mematahkan hati manusia meski tak berdarah, memang manusia adalah makhluk yang lemah, bukan soal laki-laki atau perempuan, perasaan kehilangan seringkali menjadi faktor utama terjadinya banyak hal di dunia ini. Bisa jadi faktor dari bunuh diri, keputus-asaan, bahkan kegilaan. Dari berbagai akibat yang dupicu dari rasa kehilangan, adakah upaya kita agar kehilangan dapat berpengaruh positif bagi diri kita? kebanyakan orang justru ikut larut dalam kesedihan, mengurung diri dari keceriaan, dan menangis sudah menjadi budaya orang Patah Hati, entah menangis secara langsung atau menangis dalam hati. Yuk, kita rumuskan dan renungkan bersama-sama oba