Kehilangan bukan tentang perpisahan dan pergantian status. Melainkan, kehilangan adalah saat kamu tidak lagi terlibat dalam kehidupannya. Kamu, aku, dan mereka pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan, kemungkinan rasanya sama, hampa.
Refleksi dari kehilangan ini biasa disebut Patah Hati. Begitu kuat pengaruh dari kehilangan hingga dapat mematahkan hati manusia meski tak berdarah, memang manusia adalah makhluk yang lemah, bukan soal laki-laki atau perempuan, perasaan kehilangan seringkali menjadi faktor utama terjadinya banyak hal di dunia ini. Bisa jadi faktor dari bunuh diri, keputus-asaan, bahkan kegilaan. Dari berbagai akibat yang dupicu dari rasa kehilangan, adakah upaya kita agar kehilangan dapat berpengaruh positif bagi diri kita? kebanyakan orang justru ikut larut dalam kesedihan, mengurung diri dari keceriaan, dan menangis sudah menjadi budaya orang Patah Hati, entah menangis secara langsung atau menangis dalam hati. Yuk, kita rumuskan dan renungkan bersama-sama obatnya:
1. Muhasabah Diri, bisa jadi semua hal terjadi karena kelalaian kita untuk menjaga hal-hal yang kita miliki, orang terkasih, barang yang disuka, atau diri kita sendiri. Ada baiknya kita mengoreksi diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain.
2. MOVE ON, ini adalah poin terpenting, tidak dapat dilakukan secara instan, melainkan melalui proses yang panjang, tergantung kemauan masing-masing individu.
3. Percaya bahwa Allah akan mengganti yang telah hilang dengan yang lebih baik. Istilah "Mati satu, tumbuh 1000" memang tak selalu tepat, namun percayalah bahwa semua akan indah pada waktunya.
“Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau.
Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan "perasaan" itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan...perasaan memiliki...perasaan mencintai...
Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa? ”
― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa
Aku menulis ini bukan sebagai orang yang puitis, bukan sebagai orang yang kuat, bukan pula sebagai orang yang lemah, tapi sebagai hadiah untuk orang-orang yang patah hati, bisa jadi, tulisan ini adalah untuk diriku sendiri. :''')
Niceeee sitiii :)
ReplyDeleteHalo Triii :) Terima kasih sudah membaca, yuk singgah ke tulisan yang lain hihi ^^
ReplyDelete