Skip to main content

Bangga menjadi perempuan :)

Pernahkah kita malu dilahirkan sebagai perempuan? Pernahkah terlintas rasa sesal dalam diri kita, karena kita adalah perempuan yang terbatas gerak geriknya dari pada lelaki? Kalau itu pernah terlintas, baiknya mulai saat ini kita buang jauh-jauh perasaan tidak berguna tersebut! Bahkan sebaliknya, kita harus lebih bangga karena kita terlahir sebagai perempuan. Banyak hal yang bisa kita raih, bisa tercipta dari tangan kita, bisa terwujud dengan kesungguhan kita, yang tidak dapat sama sekali dilakukan oleh kaum laki-laki.

Anggapan jelek tentang perempuan bisa dibilang berawal dari kisah pembunuhan Qabil atas sauadaranya, Habil. Hal itu dilakukan karena memperebutkan saudara perempuan mereka. Sebelum itu, ketika Hawa terhasut iblis untuk melanggar aturan Allah ketika di surga, kemudian menyebabkan dirinya dan suaminya, Adam, diturunkan ke bumi oleh Allah sebagai hukuman atas perbuatan mereka. Dari situ banyak yang beranggapan bahwa kaum perempuan hanya bisa memperburuk keadaan. Bahkan, orang-orang dahulu merasa malu jika mempunyai anak perempuan. Tidak segan-segan, kalau mendapati bayi yang lahir adalah perempuan, maka langsung dikubur hidup-hidup, sungguh kejam!

Tapi jangan salaah banyak juga kaum perempuan terdahulu yang sangat berpengaruh bagi sejarah islam yakni Ibunda dari tokoh yang paling berpengaruh bagi seluruh buana terutama umat islam yaitu Muhammad SAW, Aminah bintu Wahab, merupakan wanita paling mulia di zamannya. Lalu istri beliau, Khadijah binti Khuwailid, yang berkata setelah menjadi pendamping rasul, “Hartaku adalah hartamu dan aku adalah budakmu,” merupakan sosok wanita luar biasa. Ia rela dikucilkan oleh kaumnya demi mengikuti ajaran rasulullah dan tidak pelit dalam menolong dakwah islam. Beliau mengorbankan semua hartanya demi agama Allah. Beliau juga selalu menentramkan hati rasulullah. Beliau teman yang baik dalam berbagi, sehingga ketika beliau wafat, Rasulullah merasa sangat kehilangan. Kemudian tengok juga istri beliau yang bernama Aisyah Radiaullahu yang kecerdasannya memukau rasulullah. Dan masih banyak lagi wanita-wanita yang mengagumkan yang mengukir sejarah kebaikan dan membawa perubahan bagi umat maupun bagi dunia.

Allah memberikan perempuan perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Wanita adalah tali penghubung antar keluarga, persendian anggota bangsa, serta tempat mengalirnya darah umat yang dapat membangkitkan semangat hidup, dan gairah kerja. Wanita adalah tempat Allah SWT menitipkan segala arti keindahan yang memukau. Dengan kecantikan, keindahan dan kemanjaannya yang menawan, wanita menjadi tuan penguasa dan penakluk hati. Dia adalah teman yang jujur serta pendamping hidup pria dalam suka dan duka.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan menjadikan rasa kasih dan sayang di antara kalian.” (QS. Ar-Rum: 21)

Dibawah telapak kaki seorang ibu (perempuan) lah surga diletakkan, rasulullah pun menyebutkan ibu (perempuan) 3 kali lebih diutamakan dibanding ayah (lelaki). so? do u still regret to be a woman? think again! :D

Comments

Popular posts from this blog

Jilbab Hati

Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya. Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab, “Insyaallah. Yang penting hati dulu yang berjilbab.” Sudah banyak orang yang menanyakannya maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.Hingga di suatu malam…Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas di pinngir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ia tidak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang terlihat jjuga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.“Assalamualaikum, saudariku..”“Wa alaikumsalam.. Selamat datang, saudariku.”“Terima kasih. Apakah ini surga?” Wanita

Apa yang patut aku cemburui?

Apa yang lebih indah dari mendo'akan secara diam-diam? Bahkan yang namanya selalu kausebut dalam do'a tak pernah menyebut namamu walau dalam mimpinya. Lalu, apa yang lebih sakit dari mantra 'semoga' yang tak pernah berbuah nyata? Tapi inilah adanya, aku masih disini dengan rintihan rindu yang menyayat kalbu, dengan beban asmara yang tak pernah dipikul bersama, tapi.. Aku menikmatinya. Lima tahun silam kita pernah berdua di penghujung sore, menyaksikan sang surya yang kembali ke peraduan. Kau bilang itu sangat indah, bagiku tidak. Andaikan ada 48 jam dalam sehari, dimana aku bisa menghabiskan waktu bersamamu lebih lama, pastilah aku lebih bahagia. Kita terpenjara dalam istilah 'teman'. Baiklah, apa yang buruk dari pertemanan? Tidak ada, kecuali sejak mata itu menikam logika ini, sejak kata dan lakumu berbentuk perhatian yang berlebih dari seorang yang hanya bergelar 'teman'. Hari demi hari kuhabiskan sembari berangan jauh lewati batas nyata. Angan

Tentang diri

Bayangan mereka mengkilap bak permata di mataku, berjalan dengan gagahnya dan penuh wibawa. Pandangan mereka elok terjaga, tak pernah kulihat mata itu genit memandang ikhwan non mahram dan tutur katanya lembut namun tegas dengan lantangnya menyiarkan islam. Merekalah orang-orang yang aku kagumi. "Hai Pecundang! Mau apa kau ada di dunia ini?" Katanya  "Untuk menjadi hamba Allah" Jawabnya "Hamba Allah kau bilang? adakah Hamba Allah yang masih lalai mengerjakan kewajibannya!"Bentaknya "Aku akan berubah" Sahutnya. "Lalu adakah Hamba Allah yang masih membenci orang tuanya?" Kembali ia bertanya "Aku akan berubah dan mengubur benci ini dengan seiring waktu" Sangkalnya "Kau Hamba Allah yang acuh terhadap sunah rasulmu, benarkah" Tanyanya dengan dagu terangkat "Benar, tapi aku akan berubah" jawabnya dengan lirih Setelah puluhan pertanyaan dilontarkan, dengan berlinang air mata ia kembali bertany