Skip to main content

Nikah?

"Anak muda menilai pernikahan itu kayak ngeliat gunung dari jauh; keliatannya indah, padahal kalo dilihat dari deket banyak liku-liku & jalan terjal" - Ust. Zaky Mirza

Beberapa diantara kawan fb pasti ada yang udah mulai risau soal jodoh kan? Kenapa mesti dibikin galau? Emangnya ukh/akh udah siap banget nikah? Hihi :p emang sih kalo liatin orang pacaran itu indah banget rasanya, dua insan yg bersatu karena persamaan tapi kadang pas putus alesannya karena perbedaan *eh. Tapi sob, katanya sih nikah itu gak segampang pacaran, jangankan ngejalanin pernikahannya buat komitmennya aja masih banyak yang ogah-ogahan *bener apa bener?

Sob, nikah itu butuh persiapan yg mateng, bukan cuma modal duit buat akad dan hajatan loh tapi juga ilmu dan mental. Ilmu apa nih? Tentu ilmu ihwal suami-isteri, hak dan kewajibannya, mesti tau juga tauladannya rasul dalam berumah tangga ya sob jangan sampe udah nikah tapi si istri gak mau melayani suami dan suami gak mau nafkahin gegara gak ngerti hak dan tanggung jawab keduanya. Mental tempe gak buat orang yg nikah, semisal dikit-dikit ngambek minta cerai sambil nyanyi pulangkan sajaaa aku pada ibuku atau bapakkuuuu *gubraak haduh neng malu sama penghulu apalagi sama Allah. Seminar pra nikah bisa jadi alternatif yg bagus juga sob buat nambah pengetahuan soal nikah biar ada persiapan buat yg mau nikah atau cuma sebatas nambah ilmu.

Banyak banget remaja masa kini yang belum siap bangun rumah tangga tapi udah berani beradegan layaknya suami-isteri *nauzubillah minzalik, semoga kita bukan termasuk pribadi yg mudah terbuai nafsu sob. Nah terus kalo yang udah siap tapi belum ketemu jodoh gimana dong? Jawabannya ya 'tunggu ajah'. Kata 'tunggu ajah' yang penulis maksud bukan berarti kita cukup duduk manis sambil nunggu ikhwan berkuda putih dateng yah, kalau allah belum mempertemukan kita dengan jodoh kita berarti Allah sedang memberi waktu yg lebih lama bagi kita untuk menata dan memperindah diri agar dapatkan jodoh yang seindah diri kita kelak.

Jodoh, rahasia allah yang bikin hati geregetan pengen cepet tau. Gak perlu ke peramal sob buat tahu ihwal jodoh, cukup berdiri di depan kaca dan perhatikan diri dan hatimu, sudah baik kah? Karena allah menjanjikan bahwa lekaki yg baik untuk perempuan yg baik dan sebaliknya. Kemudian bertanya "apakah diriku akan jatuh cinta pada sosok lain yg seperti 'aku' yang seperti ini?" jika jawabannya tidak; maka sudah saatnya kita berbenah diri untuk menjadi pribadi yg berkualitas untuk jodoh yg berkualitas pula.

Gunakan waktu dalam penantian kita untuk berbenah diri yuk sob karena janji ALLAH itu PASTI, jadikan kegalauan yg bersarang dalam sanubari sebagai acuan buat selalu memperbaiki diri bukan buat diratapi dan dishare di jejaring sosial *ehh. Buat yang udah ketemu sama jodohnya #YukKeKUA :D

Aku pun yang nulis belum berkomitmen dan masih berstatus single di katepe, bermodal secuil ilmu tapi kalau bisa sharing why not?



Semoga bermanfaat.

@sitsaad / Siti Sa'adah D.D

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Si Patah Hati

Kehilangan bukan tentang perpisahan dan pergantian status. Melainkan, kehilangan adalah saat kamu tidak lagi terlibat dalam kehidupannya. Kamu, aku, dan mereka pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan, kemungkinan rasanya sama, hampa. Refleksi dari kehilangan ini biasa disebut Patah Hati. Begitu kuat pengaruh dari kehilangan hingga dapat mematahkan hati manusia meski tak berdarah, memang manusia adalah makhluk yang lemah, bukan soal laki-laki atau perempuan, perasaan kehilangan seringkali menjadi faktor utama terjadinya banyak hal di dunia ini. Bisa jadi faktor dari bunuh diri, keputus-asaan, bahkan kegilaan. Dari berbagai akibat yang dupicu dari rasa kehilangan, adakah upaya kita agar kehilangan dapat berpengaruh positif bagi diri kita? kebanyakan orang justru ikut larut dalam kesedihan, mengurung diri dari keceriaan, dan menangis sudah menjadi budaya orang Patah Hati, entah menangis secara langsung atau menangis dalam hati. Yuk, kita rumuskan dan renungkan bersama-sama oba...

Aku tahu ini bukan jaminan

Hari ini seperti hari hari biasanya, aku bangun-sekolah-pulang-makan-tidur dan berulang-ulang seterusnya, kalaupun ada kegiatan lain mungkin tak ada yang hebat. Hanya ada sesuatu yang berbeda, aku bersama benda asing yang akhirnya kujadikan kawan untuk bersekolah; kerudung. Jangan pikir bahwa aku berkerudung dan aku baik. Tidak. Aku masih bongkar-pasang, kalau sudah pulang sekolah ya... aku lepas, buat apa panas-panasan. "Aku mau berkerudung di sekolah dulu, masih belajar" begitu bisikku kalau hendak melepas kerudung. Bahkan, kerudungku tak ubahnya kerudung kekecilan. Entahlah, aku tidak tahu ukuran yang benar kalau berkerudung, yang penting tertutup. Kadang kalau melihat cewek yang rambutnya di hias dan di gaya-gayain sedemikian rupa rasanya ingin kusudahi saja berkerudung seperti ini. Tapi, tekadku untuk memperbaiki diri selalu menyelamatkan kerudungku. Pada suatu siang, aku hendak berangkat ke bioskop bersama temanku, tentu saja tanpa kerudung. Kemudian a...

Jangan Menangis Ibu...

Hari ini tepat seminggu almarhum ayah pergi, namun tak banyak yang berubah dari penghuni rumah ini. Kakak perempuanku sudah kembali ke Bandung untuk bekerja, kakak laki-lakiku kembali pada kesibukannya menyusun skripsi, dan Ibu... tetap terlihat tegar, tak pernah kulihat ada air mata yang jatuh dari wajah cantiknya, tak pernah kulihat ada raut wajah yang sendu, ia tetap dengan canda tawanya yang selalu menghibur kami, padahal kami tahu ibu sangat mencintai ayah dan tak pernah kudengar keluh kesahnya saat merawat ayah, tapi mengapa saat ayah pergi senyumnya tak pernah pudar? apakah hanya aku saj a yang merasa terluka saat ayah pergi? entahlah... Kulihat ibu terduduk di kursi taman seraya melantunkan asma'ul husna dengan suara khasnya seperti biasa, tangannya sibuk menjahit bajuku yang robek karena kenakalanku memanjat pohon kemarin lusa. "Bu, kok rumah ini jadi sepi ya gak ada ayah " sambil memeluk ibu dari belakang. "Semua orang pasti akan ada gilirannya unt...