Untuk pagi yang aku rindukan Manakala matahari beringsut dari timur Yang cahayanya hadirkan harapan Pada embun yang setia menyambut Pada pepohonan yang lelap bersama rembulan Kubuka jendela namun tak kudapati yang kuminta Apalah gunanya mentari jika semua gelap gulita Jutaan anak kelaparan Jutaan anak hidup dalam kebodohan Jutaan ibu mati dalam perjuangan Jutaan bapak tak mengaku sebagai bapak Inikah potret negeriku yang hampir tumbang? Yang moralnya terkikis dan terbuang Sedang tiang iklan para punggawa berdiri kokoh menjulang Yang jiwa patriotnya tumbuh saat dekat peluang Ya, peluang jadi pemimpin gadungan Orang miskin paling mulia di negeri ini Teristimewa yang miskin ilmu dan agamanya Rupiahmu mampu taklukan mereka Atas janji-janji demokrasi klise Sudahlah, jangan kausebut-sebut lagi demokrasi yang mati dibunuh keserakahan itu Arwahnya sudah tenang bersama mimpi-mimpi perindu keadilan Aku benci pada pagi yg suguhkan pilu Aku rindu pagi yang dulu yang mungkin tak sempat dirasakan ge...
Karena menulis adalah tangisan tanpa air mata, jeritan tanpa suara, dan kebahagiaan yang tersimpan rapi.